Breaking News

Orasi Alfin - Azhar Dicibir Publik, Dinilai Terlalu Tendensius

MEDIA ROTASI, SUNGAI PENUH - Orasi Alfin dan Azhar Hamzah setiap kegiatan kampanye dan blusukannya, dinilai terlalu mengada-ada dan tendensius. Pasalnya, begitu banyak capaian pemerintah yang harus diapresiasi. 

Azhar yang biasa dipanggil Kenek merupakan mantan anggota DPRD kota Sungai Penuh 2 Periode, mestinya mengetahui prestasi dan program pembangunan yang telah dan dalam pelaksanaan. Malah menyebutkan pembangunan gagal total.

"Kenek mestinya tahu apa-apa yang telah dan akan dibangun oleh Pemerintah. Masa mantan wakil rakyat tidak tahu apa yang sudah dibangun," ungkap Yoni, salah seorang tokoh muda Kota Sungai Penuh, Jum'at (4/10).

Demikian juga Alfin yang belum banyak mengetahui seluk-beluk Kota Sungai Penuh, karena baru pulang dari rantau, dengan mudahnya mengeluarkan statemen, tentang pembangunan di Kota Sungai Penuh.

Sebagai Cawako-Cawawako, semestinya Alfin dan Kenek lebih mengedapankan Visi dan Misi yang jelas, ketimbang menebar pandangan yang sifatnya masih kontroversi. 

"Masa iya gagal Total. Bersaing boleh saja. Tapi harus kedepankan kejujuran juga. Jangan terlalu tendensius. Realitanya banyak yang harus kita apresiasi", kata Yoni sambil tersenyum.

Terkait banjir, Desrianto Kudri membantah jika Pemkot Sungai Penuh tidak berbuat, sebagaimana narasi hanya berdo'a saja yang dikembangkan oleh Rival. Pemerintah sudah melakukan normalisasi sungai dan juga telah melakukan komunikasi intens dengan Pemerintah Kabupaten Kerinci. Namun ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab banjir di Kota Sungai Penuh, sangat erat kaitannya dengan kondisi banjir di Hulu dan Hilir Kabupaten Kerinci.

"Sudah ada upaya pemerintah. Mengenai komunikasi dengan Pemkab Kerinci juga sudah. Bapak itu yang banyak di luar, jangan cepat-cepat memvonis. Waktu banjir bapak kemana, ikut turun tidak membantu masyarakat?", Desrianto, balik bertanya .

Mestinya, semua paslon hendaknya memepertajam Visi dan Misi ke hadapan publik. Jika memang ada yang mesti dikritisi, yang logis-logis saja. "Jangan terlalu Ambisius, sehingga membuat stetmen yang akhirnya dicibir publik", tutup Desrianto. (RS)

0 Komentar

"/>
"/>

Advertisement

Cari Berita Anda Disini

Close