 |
| Tandan Buah Sawit (TBS) |
MEDIA ROTASI, JAMBI - Harga TBS/Tandan buah segar sawit melambung tinggi/naik. Semestinya pada situasi ini, Petani bisa 'makan tangan'. Maksudnya meraih pemasukan duit banyak dari hasil penjualan buah sawit.
Kenyataan tidak demikian. Menerima harga tinggi betul. Tapi bersoal dengan buah sawit. Saat ini sedang masa ngetrek istilah petani. Maksudnya. Pohon banyak tak berbuah. Kalaupun ada produksi tapi sedikit. Parahnya lagi, ada yang tidak berbuah sama sekali.
Keadaan ngetrek ditaksir bisa berlangsung hingga bulan Juni nanti. Baru pulih lagi sekitaran bulan Juli atau Agustus, kelak.
Masa ngetrek saban tahun pasti ada. Biasanya selalu begitu. Tiada tempat mengadu. Keculi pasrah sama yang Maha Kuasa, beber Muhammad Sues (36).
Pengusaha (muda) sawit, warga Rt 17 Kelurahan Eka Jaya, Paal Merah, Kota Jambi. Lebih lanjut nyebutkan. Harga TBS mahal, saat ini. Agaknya belum banyak membantu pekebun.
Masalahnya jauh sebelum harga sawit naik. Harga pupuk sudah duluan melambung. Contohnya, pipuk merk Mutiara. Dari sebelumnya Rp 600-Rp 700 ribu per karung berberat 50 kg.. Kini berhaga Rp 850 s/d sejuta/ karung. Balada petani sawit.
Pekebun Sukses memiliki kebun sawit di beberapa lokasi di Kabupaten/Kota.
Muaro Jambi diantaranya ada di pinggiran Kota Jambi berbatasan dengan Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam. Serta Desa Ramin, wilayah Kecamatan Kumpeh Ilir.
Kebun di Ramin sebanyak 2 kavling (4 ha). Cuma menghasilkan 1 ton TBS se kali panen. Akibat buah ngetrek. Jadi masih jauh dari harapan, ucapnya.
Harga TBS merangkak naik mulai akhir tahun lalu. Dari harga Rp 2000/kg pada Oktober. Ningkat Rp 2800 pada Desenber 2021. Kemudian naik lagi Rp 3200 pada Januari dan bulan Pebruari 2022. Konon kabar akan naik lagi di bulan Maret ini menjadi Rp 3500/kg.
Beberapa petani sawit di Bungku dan Sungai Bahar. Diantaranya, Fahrul dan Jumono mengami penuturan Sues. Selamat nikmati rego sawit mahal yo?. (TASMAN)
0 Komentar