Breaking News

Cuma Tahan Lima Menit Bee

Keramba Ikan


MEDIA ROTASI, JAMBI - MEMBACA JUDUL di atas. Hep! Otak jangan dulu ngeres. Itu tidak ada hubungannya (maaf) dengan urusan ranjang.

Tapi masih berkaitan dengan Sungai Batanghari (BTH). Kalau HBA dan Haris soal penyelamatan. Biar kembali bersih dan asri. 

Maka matan gubernur Zulkifli Nurdin (ZN) memanfaatkan secara ekonomi.

SBT pernah diberdayakan secara besar-besaran untuk usaha budidaya ikan Patin Jambi semasa  ZN selaku gubernur.

Menggunakan dana APBD provinsi. Petani ikan di perairan SBT. Dibantu penyediaan jaring  apung, bibit dan pakan ikan.

Bantuan juga diperoleh petani Keramba budidaya di perairan Danau Teluk dan Danau Sipin. Termasuk petambak kolam di desa Rawa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu serta tempat lainnya. 

Wahh..pokoknya produksi ikan Patin belambun. Melebihi pasokan ikan kebutuhan warga Kota Jambi saat itu. Dimana belambun penjualan ikan patin. Harga murah meriah Per kilogram Rp 12 ribu. Laris manis. He he he.....

Hebatnya lagi pemasaran sampai pula ke luar Negeri. Pengusaha negeri Thailan tertarik beli ikan Patin Jambi.

Sayangnya ekspor ke negeri Gajah Putih itu, cuma sekali saja. Mereka stop pasok kan dari sini. Setelah nyaksikan lokasi budidaya. Diusahakan di sungai tercemar. Berwarna kuning butek. Dan ada jamban MCK/mandi, cuci dan kakus (WC). Beda kayak siang dan malam dibanding sungai Mekkong di kampung mereka. Jernih, bersih yang juga dipakai tempat budaya ikan Patin.

Karena banyak mengusahakan budi daya. Keperluan pakan otomatis juga meningkat.

Biar  petani tidak membeli mahal dan  sukar mendapatkannya. Pemprov berusaha membangun pabrik berlokssi di Desa Tangkit, Muaro Jambi Sebelumya beli pakan berasal dari Lampung. Sho pasti harganya lebih mahal.

Namun pabrik tidak bertahan lama. Bukan karena minim ketersediaan bahan baku. Melainkan kuslitas elek. Tidak bisa lama terendam air. Cuma tahan sekitar 5 menit saja Setelah itu langsung tenggelam. Sementara ikan Patin atau Nila. Tidak suka memakan pakam dibawa air. Senangnya nyantap pakan.  terapung di permukaan air. 

Disebabkan tak mau merugi berkepanjanga n. Petani budidaya meninggalkan produk lokal. Dan  kembali memasok pakan luar. Iya yang dari Lampung kayak semula.

Seiring pabrik pakan. Didirikan pula pabrik Pengalengan ikan oleh Dinas Kelautan paksu biaya   APBN berasal dari Kemen Kelautan.  Pabrik berdiri di Desa Taman Rajo Kemingking Dalam, Kecamatan Maro Sebo Ilir.

Kalu dak salah pabrik dak sempat operasi. Petambak Rawa Pudak ogah jual ikan ke situ. Pengelola beli ikan mau murah. Cuma Rp 10000/kg setelah dibuang bagian kepalanya. Beda saat sosialiasi. Menyatakan nak nampung ikan Rp 12 ribu per kg. Ongkos motong palak ikan Rp 2000 se kilo. Artie petani terimo Rp 8000/kg. Sementaro rego di pasar Angso Duo atau pasar Induk Talang Banjar hargo bulat bulat Rp 12.000 se kg. Lemaklah  jual ke pasar bee. "Ngapoin ke pabrik pengalengan", ungkap Mas Sono.

Kata pihak mengetahui. Pabrik pakan di Tangkit. Pabrik pengalengan di Taman Rajo.  tIdak berproduksi.

Samo samo tutup. Serta  terancam  jadi besi tuo. Waiii...takenyah bee?. (TASMAN)

0 Komentar

"/>
"/>

Advertisement

Cari Berita Anda Disini

Close